
Ditulis oleh: Fitriah Rizki Zumar
Disunting oleh: Adara Zalikha
Ilustrasi oleh: Bima Oktavian
Semua orang pasti pernah merasakan perasaaan tidak aman atau insecure. Zaman sekarang, banyak sekali yang membahas mengenai masalah insecure ini. Di berbagai media sosial, insecurity menjadi topik hangat yang bisa menarik perhatian banyak orang, khususnya para remaja.
Insecure adalah perasaan ketika seseorang merasa ada suatu hal dalam dirinya yang kurang dan berusaha untuk memenuhi kekurangan tersebut dengan berbagai cara. Perasaan insecure merupakan hal normal yang sering terjadi dan semua orang pasti pernah mengalami. Akan tetapi, perasaan insecure yang berlebihan dapat memberikan dampak tidak baik untuk kesehatan fisik dan psikis, sehingga dapat mengganggu pekerjaan sehari-hari.
Ada banyak sekali faktor yang bisa menyebabkan seseorang merasa tidak aman atau insecure. Salah satu faktor yang paling berdampak besar adalah penggunaan media sosial. Remaja selalu menghabiskan waktu dengan membuka media sosial lebih lama daripada orang tua. Profesor Genevieve Bell, seorang antropolog Australia, mengatakan, “Lebih dari 50 persen generasi muda mengecek telepon genggam mereka setiap 30 menit atau kurang. Jadi memang hampir setiap saat main HP.”
Media sosial merupakan tempat semua orang menampilkan sisi terbaik dalam kehidupannya. Hal itu bisa menimbulkan rasa kekurangan dalam diri pengguna-pengguna media sosial, padahal apa yang dipublikasikan orang lain di media sosial tentu tidak bisa merepresentasikan dirinya secara utuh. Orang-orang cenderung mengabaikan itu, alhasil merasa dirinya tidak cukup cantik, tampan, pintar, berbakat, dan selalu berkekurangan.
“Di kalangan remaja, media sosial bisa menjadi suatu tantangan yang sangat berat. Mereka dihadapkan pada kehidupan teman-teman yang seakan-akan lebih baik dari mereka. Kemudian hal itu mulai membuat mereka merasa tidak aman, tidak percaya, bahkan merasa tidak berguna karena merasa tidak memberi dampak bagi sekitar,” papar Psikolog Anak dan Remaja, Saskhya Aulia Prima M.Psi.
Lalu, apa yang harus kita lakukan untuk menghindari perasaan tidak aman? Mengurangi rasa insecure bisa dimulai dari yang paling sederhana, yaitu berhenti membandingkan. Percayalah bahwa Tuhan menciptakan setiap insan dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Kenali kekurangan diri sendiri dan terimalah dengan sepenuh hati. Setiap orang punya kekurangan, dan hal pertama yang harus dilakukan adalah menerima kekurangan itu. Menerima kekurangan bukan berarti menyerah pada kehidupan, tetapi sadar bahwa itulah kehidupan yang harus dijalani dan pada akhirnya hal itu akan mendewasakan diri. Lebih baik lagi, beranilah menjadi unik dan berbeda dengan menampilkan kekurangan itu.
Jangan lelah untuk terus belajar dan memperbaiki diri. Keep going, keep growing. Dengan memperluas wawasan, belajar skill baru, dan memperluas koneksi, sedikit demi sedikit kepercayaan diri pun bisa terbangun.
Perbanyak melakukan aktivitas produktif. Ada banyak sekali hal yang bisa dilakukan, seperti belajar untuk persiapan ujian, membaca buku, mengikuti seminar, memasak resep makanan baru, bertemu teman, jalan-jalan ke museum, dan lain-lain. Taking care of yourself is productive too. Memberikan cukup hiburan dan apresiasi pada diri sendiri bisa membuat kita lebih siap menghadapi hari dengan aura positif dan semangat yang baru.
Melakukan puasa media sosial juga bisa menjadi pilihan untuk menghindari rasa insecure. Puasa media sosial bisa membantu mengurangi kecanduan terhadap media sosial, sehingga perasaan menjadi lebih tenang. Puasa media sosial memang tidak mudah, tapi patut dicoba.
Fokuslah pada diri sendiri dan tumbuhkan pola pikir positif. Take a break, follow your passion, set healthy boundaries, take care of your body, take care of your soul. Perasaan insecure memang wajar dialami, tetapi tetap harus dikhawatirkan jika membuat kehidupan terganggu, kalau sampai demikian, mencari bantuan profesional bisa menjadi solusi.