Perihal Bahagia Bukan Hanya Cinta

Ditulis Oleh: Aliffah Khoirunnisa
Disunting Oleh: Rizka Herdiani
Ilustrasi Oleh: Bima Oktavian

Manusia tentunya punya banyak harapan dari kehidupan, salah satunya adalah kebahagiaan. Sepasang kekasih memiliki kisah cinta sederhana yang mampu mengukir kebahagiaan setiap harinya, tertawa serasa kebahagiaan hanya milik mereka berdua. Salah satu contoh yang paling mudah dimengerti mungkin adalah kebahagiaan  dari sepasang kekasih adalah ketika kita saling bercengkrama bersama dan mengupas segala sesuatu yang salah satu dari kita tidak ketahui, seperti bagaimana kita diciptakan dengan segala rasa dan pasti dengan segala konsekuensinya. Lambat laun, hati tidak lagi terasa hampa seperti sebelumnya sehingga dimanapun kita berada, keberadaan sang kekasih tetap terasa seperti dekat dengan kita. 

Namun, terkadang seseorang merasakan kebahagiaan yang berlarut-larut hingga tidak sadar jika semua yang berawal bahagia tadi akhirnya terkadang malah menjadi malapetaka pada dirinya. Mereka nyaman dengan kebahagiaan yang telah dirasakan, seperti pepatah mengatakan bahwa “nyaman adalah jebakan”. Kebahagiaan yang sedang dirasakan semata adalah untuk mendapat rasa cinta dari orang lain. Titik tolak belakangnya adalah saat rasa kebahagiaan tersebut hanya datang dari orang lain, tapi tidak dari dirinya sendiri.. Perihal diri sendiri, menemukan dimana titik kebahagiaan saja tidak begitu mengerti, karena pikirannya sangat sibuk membahagiakan orang lain karena rasa ketergantungan terhadap rasa cinta dari orang lain. Bagaimana untuk memahami diri sendiri jika masih memprioritaskan orang lain. Pikirnya “diriku belakangan, yang penting dia saja dulu agar tetap nyaman denganku”.

Setiap manusia pasti memiliki rasa senang dan sedih terhadap dirinya. Persoalan menjadi bahagia tidak melulu berhubungan dengan percintaan. Kebahagiaan datang dimana saja, tergantung hati masing-masing manusia dalam menerima kebahagiaan yang seperti apa. Dalam berbagai macam kebahagiaan, seharusnya kita tidak meminta yang sangat lebih, kecuali jika mau mengusahakan untuk yang lebih dan menerima hasil sesuai dengan sudah diusahakan. 

Benar bahwa bahagia tidak selalu tentang cinta. Bahagia ada di saat misalnya meluangkan waktu disela-sela kesibukan kuliah, bercengkrama tentang hal sepele seperti menertawakan ocehan teman yang kesal karena ulah pacarnya,  atau ikan di dalam kolam. Apapun itu yang berhasil menciptakan tawa. Ketika malam minggu tiba, sudah menjadi kebiasaan  apabila ada salah satu teman saya yang mengatur jadwal untuk kita bertukar cerita, saling melempar tawa hingga larut malam tiba. Bermalam minggu dengan teman adalah usaha yang membuat saya bahagia, sebab bertemu dengan mereka bisa melepas penat dari berbagai macam tugas.  

Pulang ke rumah minimal dua minggu sekali selain sebagai kewajiban juga menjadi kebahagiaan: bertemu keluarga dan merasakan masakan ibu yang kadang pedasnya tidak terkira. Hal-hal tersebut menjadi sesuatu yang tak ternilai harganya. Tidak hanya itu saja, tragedi pertumpahan darah memperebutkan remot kesayangan dapat dipastikan pemenangnya adalah adik saya, semua mengalah jika adik saya sudah pasang muka dengan mata berkaca-kaca, yang penting saya bisa ketawa.

Selain kebahagiaan yang datang dari kebersamaan, kita harus tahu bahwa ada pula yang datang dari diri sendiri. Terdengar seperti sesuatu yang sulit karena kebahagiaan kita sudah terjalin dengan orang lain, namun bukan berarti hal tersebut tidak mungkin dicapai. Kita harus mengawalinya dengan menjadi mandiri ketika melakukan suatu kegiatan yang biasanya dilakukan bersama-sama: menonton film terbaru di bioskop, jalan-jalan keliling kota, dan lain-lain. Seiring berjalannya waktu, kita akan mulai menghargai segala hal-hal kecil yang awalnya kita tidak perhatikan, seperti detail dalam film, kebebasan untuk kesana kemari melihat pemandangan kota, dan masih banyak lagi hal-hal “kecil” yang mungkin belum terlihat. Dengan menjadi mandiri, kita mulai mengapresiasi segala momen ketika kita bisa menjadi diri sendiri, meskipun hanya sementara  saja.

Semua orang pantas mendapatkan kebahagiaan dalam kehidupannya. Mereka juga pantas memperjuangkan hak-hak kebahagiaan mereka, karena mereka berhak atas kebahagiaan mereka sendiri. Bagi saya, semua rasa bahagia akan tercipta oleh kita dan untuk kita sehingga orang lain merasakan energi baiknya. Semua akan baik-baik saja jika kita dapat membawa kebahagiaan yang pertama untuk diri kita sendiri lalu orang lain. Semoga kebahagiaan tetap menyertai kita saat ini dan seterusnya.

Recommended Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *