Sexy Killer, sebuah video yang sangat booming belakangan ini karena satu dan dua hal, yaitu tanggal uploadnya yang dekat pemilihan umum dan di masa tenang pemilu, serta menyeret beberapa nama (bahkan nama pasangan calon sendiri juga ikut terseret) dalam kasus yang dibahas dalam video yang berdurasi 1 jam 28 menit ini, yaitu kerusakan lingkungan dan dampak buruk dari bisnis tambang batu bara serta operasional Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang menggunakan batu bara sebagai tenaga penggeraknya. Dokumenter Watchdoc ini tentu menimbulkan banyak reaksi, bahkan banyak yang menyatakan menjadi golput akibat dokumentasi ini.
Dokumentasi ini memang mengangkat isu betapa buruknya tambang batu bara. Tambang batu bara dipaparkan sebagai sebuah bisnis kelas elit dengan berbagai bahaya. Banyak lubang –lubang hasil galian tambang dibiarkan terbuka, bahkan telah menelan korban jiwa sebanyak 115 jiwa dari tahun 2014 – 2018. Lingkungan disekitar tambang pun menjadi rusak, tandus, dan kering, dimana air untuk keperluan rumah tangga keruh seperti yang dipaparkan di awal dokumentasi.
Namun, beredar pula sebuah thread twitter yang menyatakan bahwa dokumentasi tersebut tidak sepenuhnya benar. Ada yang bilang air tidak keruh karena PDAM sudah terpasang disana. Bahkan ada pula yang menyatakan kedatangan tambang batu bara menguntungkan perekonomian lokal seperti yang dikatakan tweet ini.
Memang, video ini memaparkan kerusakan lingkungan serta betapa tidak profesionalnya pihak perusahaan dalam menghadapi warga lokal yang memprotes yang tentu layak kecam. Namun, jika melihat dari perpektif lain, keberadaan tambang dan PLTU juga memiliki keberadaan yang penting dimana video ini tidak liput. Bentuk penambangan yang dimiliki orang-orang dalam negeri adalah semacam bentuk bahwa Indonesia telah mampu mengolah hasil alam sendiri. Jika dibandingkan dengan permasalahan klasik Freeport (yang sering menjadi simbol ketidakmampuan Indonesia mengelola hasil alam sendiri), tambang batu bara Indonesia menunjukan bahwa kita bisa mengesktrak hasil alam kita dan bermanfaat untuk nasional. Keberadaan PLTU juga memberikan listrik untuk keberlangsungan pembangunan Indonesia. Terlebih, pembangkit listrik batubara adalah sumber energi paling murah dengan 600 rupiah/kwh.
Reaksi memang beragam. Sudut pandang pun juga beragam. Gersang demi uang, debu demi energi kelistrikan. Video ini memaparkan sebuah dilema bagi negara: pembangunan atau lingkungan yang didahulukan.